Gajah Akan Punah Akibat Menyempitnya Hutan
Dumai (ANTARA) - Gajah Sumatera di Provinsi Riau diperkiraan akan punah akibat terus menyempitnya areal hutan yang merupakan habitat satwa itu.
Kepala Balai Konversi Sumber Daya Alam (BKSDA) Riau Trisnu Danisworo saat dihubungi ANTARA dari Dumai, Minggu, mengatakan delapan dari sembilan kantong habitat gajah atau lahan konversi di Riau mengalami kerusakan berat.
Menurut dia, hanya satu kantong kawasan yang masih bisa menjadi habitat gajah di hutan lepas. "Satu kantong habitat gajah yang masih tergolong baik bagi binatang ini adalah di Taman Nasional Tessonilo," katanya.
Sedangkan selebihnya, kata dia sudah rusak menjadi lahan kritis atau menjadi kawasan perkebunan sawit, permukiman warga, sekolah bahkan kantor kepala desa, seperti di Kecamatan Mandau dan Pinggir, Kabupaten Bengkalis.
Ia mengatakan untuk kantong gajah di Kawasan Balai Raja, dari 16 ribu hektare kawasan yang masuk dalam Suaka Margasatwa Balai Raja, setelah dilakukan pengukuran ulang, hanya tersisa 300 hektare.
"Setelah dilakuka klarifikasi, ternyata selebihnya sudah menjadi kawasan perkebunan, permukiman warga, sekolah, bahkan kantor pemerintah desa," katanya.
Dengan kondisi seperti itu, mnurut dia sulit bagi BKSDA untuk menjaga kawasan habitat gajah di Balai Raja, bahkan untuk mencegah terjadinya konflik antara gajah dengan manusia, seperti yang terjadi di Desa Petani, Bengkalis, yang sebelumnya merupakan lintasan gajah," kata Trisnu.
Seperti dikatakan dia sebelumnya, tingginya konflik antara manusia dan gajah di Desa Petani disebabkan menyempitnya hutan di daeah tersebut, sehingga kawanan gajah keluar dari habitatnya untuk mencari makanan di perkebunan warga.
Pada kesempatan terpisah, seorang peneliti lingkungan dari Universitas Riau (UR) Tengku Ariful Amri mengingatkan kondisi tersebut harus segera ditangulangi oleh pemerintah, sebelum semuanya terlambat.
Menurut Amri, komunitas hewan berbelalai ini merupakan komunitas yang terbiasa dengan segala kemudahan dalam mencari makan di hutan bebas.
"Oleh karena itu, kembalikan hutan hunian mereka, sebelum mereka menunjukkan keganasannya, bahkan mengancam keselamatan jiwa manusia yang berada tidak jauh dari kawasan hutan tempat mereka diungsikan sebelumnya," katanya.
Rabu, 16 Juni 2010
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar